Ada hal yang menarik setiap bulan Rabiul Awal tiba, khususnya di kota santri Kaliwungu Kendal. Pada saat mauludan, begitu orang menyebutnya, ada kemeriaahan di kampung-kampung menyambut kelahiran Nabi Muhammad saw, disamping pembacaan “barzanji” yang dimulai sejak tanggal 1 sampai tanggal 12 Rabiul Awal ada tradisi turun temurun di kota kecil itu, yaitu tradisi saling memberi dan menerima makanan kecil atau jajan antar tetangga yang dikenal dengan istilah “Weh-wehan” . Makanan khas pun sering muncul hanya pada saat acara tersebut; seperti sumpil (sejenis lontong namun bungkusnya dari daun bambu yang dibungkus segi tiga) disajikan dengan sambal kelapa muda, ketan abang ijo, ndok mimi (namun sekarang langka), dan sebagainya. Namun sekarang sejalan dengan perkembangan zaman masyarakat mencari praktisnya dengan mengeluarkan makanan ringan yang siap saji dari toko-toko modern.
Kemeriahan di Kaliwungu (tempat kecil penulis), dulu setiap bulan mulud (baca; Rabiul Awal) setiap rumahpun menghias terasnya dengan lampu-lampu hias tradisional dari bahan kertas warna dan lampu minyak tanah, dengan aneka bentuk yang lebih akrab disebut “Teng-tengan”. Hal ini pun sekarang semakin hilang bahkan punah, diganti dengan lampu warna-warni elektronik.
Masjid al Muttaqin biasanya menjadi sentral kegiatan yaitu dengan digelarnya festival al Muttaqin untuk menyambut kemeriahan peringatan Maulid Nabi. Lomba-lomba diadakan untuk melestarikan budaya lokal tersebut seperti; lomba rebana, teng-tengan, weh-wehan, baca al Qur’an, kaligrafi dan lain-lain.
Bila bulan mulud serasa ada kerinduan untuk mengenang masa kecil di kota santri yang dulu masih asli dengan nuansa ngaji yang kental, dan orang-orang sarungan, sungguh ‘ngangeni’. Bagaimana dulu senangnya bila sore hari memakai baju baru dan segera mengantar weh-wehan ke para tetangga dan saudara dan malam harinya mengikuti ‘barzanji” di musholla berdinding kayu.
Aduh sekarang tergerus dengan industrialisasi yang masuk ke kota santri sejak era 80-an, merubah sedikit demi sedikit nuansa kota santri menjadi sedikit berubah. Semoga terkenang!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar