Baca Artikel Pendidikan buka di link referensi www.kompasiana.com pada kategori Humaniora (edukasi) :
1. Memaksimalkan Pendidikan Keluarga Saat Stay at Home (28 Maret 2020)
2. Nak, Ternyata Menjadi Guru itu Sulit (5 April 2020)
TEORI-TEORI PEMBELAJARAN
Oleh
: Abdul Wakhid, S.Ag
I.
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh individu untuk
suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak memiliki sikap menjadi
bersikap benar, dari tidak terampil menjadi terampil melakukan
sesuatu. Belajar tidak hanya sekedar memetakan pengetahuan atau
informasi yang disampaikan. Namun bagaimana melibatkan individu
secara aktif membuat atau pun merevisi hasil belajar yang
diterimanya menjadi suatu pengalamaan yang bermanfaat bagi
pribadinya. Pembelajaran merupakan
suatu sistim yang membantu individu belajar dan berinteraksi dengan sumber
belajar dan lingkungan.
Dewasa ini
perkembangan ilmu psikologi berperan penting dalam meningkatkan kualitas
pendidikan khususnya di Indonesia. Berbagai macam landasan pada psikologi ini
menunjang pembelajaran ini menjadikan peserta didik merasa menyenangkan ketika
didalam kelas dan materi pembelajaran tercapai secara efektif dan efisien.
Tercapainya tujuan atau kompetensi yang menunjukan peningkatan kualitas dan
kuantitas pendidikan. Yang dapat terukur dari jumlah kelulusan, nilai dan
prestasi akademik, dan karier yang sesuai dengan bakat, minat pada peserta
didik. Akan tetapi, pelaksanaan pembelajaran tidak dapat berjalan secara baik akan berdampak pula pada kualitas pendidikan
sekarang ini. Hal ini berpengaruh langsung pada peserta didik akan malasnya
berangkat ke sekolah, kurang memperhatikan penyampaian materi yang disampaikan
pendidik dan kurang berminatnya peserta didik dalam mengerjakan tugas yang
diberikan oleh pendidik.
Hal ini menyebabkan
adanya teori – teori pembelajaran menjadikan bekal sebagai arahan pada pendidik
dalam menjalani proses belajar mengajar dengan karater siswa yang beraneka
ragam, unik dan berbagai ciri. Maka penulisan makalah ini memuat berbagai teori
– teori pembelajaran yang dikemas secara konsep yang praktis sehingga lebih
memahami akan maksud istilah yang ada yaitu berisi pembelajaran menurut aliran
behavioristik, aliran kognitif, aliran humanistik dan menurut aliran
kontemporer.
2.
Rumusan
Masalah
Dari latar
belakang diatas, dapat diambil rumusan
masalah sebagai berikut :
1.
Apa saja konsep-konsep teori pembelajaran dan
aplikasinya?
2.
Apa saja kelebihan dan kekurangannya?
3.
Apa manfaat dari adanya teori-teori pembelajaran?
II.
PEMBAHASAN
A. TEORI-TEORI
PEMBELAJARAN DAN APLIKASINYA
Teori
merupakan serangkaian bagian atau variable, definisi, dan dalil yang saling
berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena
dengan menentukan hubungan antar variable, dengan maksud menjelaskan fenomena
alamiah.
Sedangkan
belajar menurut Slavin, merupakan proses perolehan kemampuan yang berasal dari
pengalaman. (Anni, 2004) . Adapun menurut
Bell-Gredler pengertian belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk
mendapatkan aneka ragam competencies, skill, and attitude. Kemampuan (Competencies),
ketrampilan (skill), dan sikap (attitude) tersebut diperoleh secara bertahap
dan berkelanjutan mulai dari masa bayi. (Winataputra, 2008)
Dengan
demikian belajar dapat disimpulkan rangkaian kegiatan atau aktivitas yang
dilakukan secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya
berupa penambahan pengetahuan atau kemahiran berdasarkan alat indera dan
pengalamannya.
Adapun
yang dimaksud pembelajaran menurut Gagne, Briggs, dan Wagner adalah serangkaian
kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. (Winataputra,
2008) .
Sedangkan menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar.
Jadi
pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar terjadi proses
pemerolehan ilmu dan pengetahuan. Dengan kata lain teori belajar merupakan
upaya untuk mendeskripsikan bagaimana manusia belajar, sehingga membantu kita
semua memahami proses inhern yang kompleks dari belajar.
Adapun diantara
teori-teori pembelajaran adalah sebagai berikut :
Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan
Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar
yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini
menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan
orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu
dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku
akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai
hukuman.
Diantara tokohnya adalah
Thorndike, Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie dan Skinner. Dari sekian tokoh
tersebut Skinner merupakan tokoh yang paling besar pengaruhnya terhadap teori
ini. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan
orang yang belajar sebagai individu yang pasif. respon atau perilaku tertentu
dapat dibentuk karena dikondisi dengan cara tertentu dengan menggunakan metode
drill atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila
diberikan faktor-faktor penguat (reinforcement), dan akan menghilang bila
dikenai hukuman.
Inti dari teori
behavioristik adalah sebagai berikut:
a. Belajar adalah perubahan tingkah laku.
b.
Seseorang
dianggap telah belajar sesuatu jika ia telah mampu menunjukkan perubahan
tingkah laku.
c.
Pentingnya
masukan atau input yang berupa stimulus dan keluaran yang berupa respon.
d.
Sesuatu yang
terjadi diantara stimulus dan respon tidak dianggap penting sebab tidak bisa diukur dan diamati.
e. Yang bisa diamati dan diukur hanya stimulus dan
respon.
f. Bila penguatan ditambah maka respon akan semakin kuat,
Aplikasi teori ini dalam pembelajaran, bahwa kegiatan belajar ditekankan
sebagai aktivitas ‘mimetic” (meniru-niru) yang menuntut siswa untuk
mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari. Penyajian materi
pelajaran mengikuti urutan dan bagian-bagian keseluruhan. Pembelajaran dan
evaluasi menekankan pada hasil, dan evaluasi menuntut satu jawaban yang benar.
Jawaban yang benar menunjukkan bahwa siswa telah menyelesaikan tugas
belajarnya.
Adapun prinsip – prinsip teori pembelajaran perilaku
antara lain :
1.
Perlu diberikan penguatan untuk meningkatkan motivasi
belajar.
2.
Pemberian penguatan bisa berupa penguat sosial
(pujian), aktivitas (mainan) dan simbolik (uang, nilai).
3.
Hukuman dapat digunakan sebagai alat pembelajaran tapi
perlu hati-hati.
4.
Perilaku belajar yang segera diikuti konsekuensi akan
lebih berpengaruh.
5.
Pendidik dikatakan telah melakukan pembentukan bila
memberikan penguatan dalam pengajarannya.
Jadi, implikasi dari teori behavioris dalam
pendidikan sangat mendalam. Guru menulis tujuan instruksional dalam persiapan
mengajar, yang kemudian akan diukur pada akhir pembelajaran. Guru tidak
memperhatikan hal-hal apa yang diketahui peserta didik, atau peserta didik
pikirkan selama proses pembelajaran berlangsung. Guru mengatur strategi dengan
memberikan ganjaran (berupa nilai tinggi atau pujian) dan hukuman (nilai rendah
atau hukuman lain) guru lebih menekankan pada tingkah laku apa yang harus dikerjakan peserta didik bukan
pada pemahaman peserta didik terhadap sesuatu. (Yulaelawati, 2007)
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
1. Kelebihan
a.
Membiasakan
guru untuk bersikap jeli dan peka pada situasi dan kondisi belajar
b.
Metode
behavioristik ini sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang menbutuhkan
praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti: kecepatan,
spontanitas, kelenturan, refleksi, daya tahan, dan sebagainya.
c.
Guru
tidak banyak memberikan ceramah sehingga murid dibiasakan belajar mandiri. Jika
menemukan kesulitan baru ditanyakan kepada guru yang bersangkutan
d.
Teori
ini cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominansi
peran orang dewasa , suka mengulangi dan harus dibiasakan , suka meniru dan
senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi permen atau
pujian.
e.
Mampu
membentuk suatu perilaku yang diinginkan mendapatkan penguatan positif dan
perilaku yang kurang sesuai mendapat penghargaan negatif, yang didasari pada
perilaku yang tampak
f.
Dengan
melalui pengulangan dan pelatihan yang kontinue dapat mengoptimalkan bakat dan
kecerdasan siswa yang sudah terbentuk sebelumnya.
g.
Bahan
pelajaran yang disusun secara hierarkis dari yang sederhana sampai pada yang
kompleks dengan tujuan pembelajaran dibagi dalam bagian-bagian kecil yang
ditandai dengan pencapaian suatu ketrampilan tertentu mampu menghasilkan sustu
perilaku yang konsisten terhadap bidang tertentu.
2. Kekurangan
a.
Sebuah
konsekuensi bagi guru, untuk menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah
siap
b.
Tidak
setiap mata pelajaran bisa menggunakan metode ini
c.
Penerapan
teori behavioristik yang salah dalam suatu situasi pembelajaran juga
mengakibatkan terjadinya proses pembelajaran yang sangat tidak menyenangkan
bagi siswa yaitu guru sebagai sentral, bersikap otoriter, komunikasi
berlangsung satu arah, guru melatih dan menentukan apa yang harus dipelajari
murid.
d.
Murid
berperan sebagai pendengar dalam proses pembelajaran dan menghafalkan apa yang
didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif.
e.
Penggunaan
hukuman yang sangat dihindari oleh para tokoh behavioristik justru dianggap
metode yang paling efektif untuk menertibkan siswa.
f.
Murid
dipandang pasif, perlu motivasi dari luar dan sangat dipengaruhi oleh penguatan
yang diberikan guru
g.
Penerapan
teori behavioristik yang salah dalam suatu kondisi pembelajaran juga
mengakibatkan terjadinya proses pembelajaran yang sangat tidak menyenangkan
bagi siswa yaitu guru sebagai sentral bersikap otoriter, komunikasi berlangsung
satu arah guru melatih dan menetukan apa yang harus dipelajari murid sehingga
dapat menekan kreatifitas siswa. (Teori Pembelajaran, 2009)
2. Teori Kognitivisme
Teori ini
lebih menekankan kepada proses belajar daripada hasil belajar. Bagi yang
menganut aliran kognitivistik belajar tidak hanya melibatkan hubungan antara
stimulus dan respons. Lebih dari itu belajar adalah melibatkan proses berpikir
yang sangat kompleks. Menurut teori kognitivistik, ilmu pengetahuan dibangun
didalam diri seseorang melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan
lingkungan. Proses ini tidak hanya berjalan terpatah-patah, terpisah-pisah, tetapi
melalui proses mengalir, bersambung dan menyeluruh. Menurut psikologi kognitif,
belajar dipandang sebagai usaha untuk mengerti sesuatu. Usaha itu dilakukan
secara aktif oleh siswa. Keaktifan itu dapat berupa mencari pengalaman, mencari
informasi, mencermati lingkungan, mempraktekkan sesuatu untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Para psikolog pendidikan kognitif berkeyakinan bahwa
pengetahuan yang dimiliki sebelumnya sangat menentukan keberhasilan mempelajari
informasi atau pengetahuan yang baru.
Prinsip
umum belajar kognitif antara lain:
a. Lebih mementingkan proses dari pada
hasil.
b. Disebut model perceptual.
c. Tingkah laku seseorang ditentukan
oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan
belajarnya.
d. Belajar merupakan perubahan persepsi
dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku yang
nampak.
e. Memisah-misahkan atau membagai-bagi
situasi/materi pelajaran menjadi komponen yang kecil-kecil dan mempelajarinya
secara terpisah-pisah akan kehilangan makna.
f. Belajar merupakan suatu proses
internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi dan
aspek-aspek kejiwaaan lainnya.
g. Belajar merupakan aktivitas yang
melibatkan proses berfikir yang sangat kompleks.
h. Dalam kegiatan pembelajaran
keterlibatan siswa aktif amat dipentingkan.
i.
Materi
pelajaran disusun dengan pola dari sederhana ke kompleks.
j.
Perbedaan
individu siswa perlu diperhatikan, karena sangat mempengaruhi keberhasilan
siswa belajar.
Peneliti yang
mengembangkan teori kognitif ini adalah Piaget, Ausubel, Bruner,
dan Gagne. Dari peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang berbeda.
Ausubel menekankan pada apsek pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh
utama terhadap belajar.Bruner bekerja pada pengelompokkan atau penyediaan
bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas bagaimana peserta didik memperoleh
informasi dari lingkungan.
Adapun aplikasi teori
kognitif dalam pembelajaran :
a.
Keterlibatan
siswa secara aktif sangat dipentingkan.
b.
Untuk
meningkatkan minat dan meningkatkan retensi belajar perlu mengaitkan
pengetahuan baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki siswa.
c.
Materi pelajaran
disusun dengan menggunakan pola atau logika tertentu dari sederhana ke
kompleks.
d.
Perbedaan
individu pada siswa perlu diperhatikan karena faktor ini sagat mempengaruhi
keberhasilan belajar.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
2. Kelebihan
a.
Menjadikan
siswa lebih kreatif dan mandiri.
b.
Membantu
siswa memahami bahan belajar secara lebih mudah.
3. Kekurangan
a.
Teori
tidak menyeluruh untuk semua tingkat pendidikan.
b.
Sulit
dipraktikkan khususnya di tingkat lanjut.
c.
Beberapa
prinsip seperti intelegensi sulit dipahami dan pemahamannya masih belum tuntas. (Teori
Pembelajaran, 2009)
3. Teori Konstruktivistik
Konstruktivistik merupakan
metode pembelajaran yang lebih menekankan pada proses dan kebebasan dalam
menggali pengeatahuan serta upaya dalam mengkonstruksi pengalaman atau dengan
kata lain, teori ini memberikan keaktifan terhadap siswa untuk belajar
menemukan snediri kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang
diperlukan guna mengembangkan dirinya sendiri. Dalam proses belajarpun, member
kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan gagasannya dengan bahasa sendiri,
untuk berfikir tentang pengalamannya sehingga siswa menjadi lebih kreatif dan
imajinatif serta dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
Teori ini lebih menekankan perkembangan konsep dan
pengertian yang mendalam, pengetahuan sebagai konstruksi aktif yang dibuat
siswa. Jika seorang tidak aktif membangun pengetahuannya, meskipun usianya tua
tetap saja tidak akan berkembang pengetahuannya. Suatu pengetahuan dianggap
benar bila pengetahuan itu berguna untuk menghadapi dan memecahkan persoalan
atau fenomena yang sesuai. Pengetahuan tidak bisa ditransfer begitu saja,
melainkan harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing orang. Pengetahuan
juga bukan sesuatu yang sudah ada, melainkan suatu proses yang berkembang terus
menerus. Dalam proses ini keaktifan seseorang sangat menentukan perkembangan
pengetahuannya.
Unsur-unsur penting dalam
teori konstruktivistik :
a. Memperhatikan dan memanfaatkan pengetahuan awal siswa.
b. Pengalaman belajar yang autentik dan bermakna.
c. Adanya lingkungan social yang kondusif.
d. Adanya dorongan agar siswa mandiri.
e. Adanya usaha untuk mengenalkan siswa tentang dunia
ilmiah.
Secara garis besar, prinsip-prinsip teori konstruktivistik adalah :
a. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri.
b.
Pengetahuan
tidak dapat dipindah dari guru ke siswa, kecuali hanya dengan keaktifan siswa
sendiri untuk menalar.
c.
Siswa aktif
mengkonstruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep.
d.
Guru sekedar
membantu menyediakan saran dan situasi agar proses konstruksi berjalan lancar.
e.
Menghadapi masalah
yang relevan dengan siswa.
f.
Struktur
pembelajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan
g.
Mencari dan
menilai pendapat siswa.
Dari semua itu, hanya satu prinsip yang paling
penting, guru tidak boleh semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa.
Siswa harus membangun pengetahuan di dalam benaknya sendiri. (Cahyo, 2013)
Aplikasi teori konstruktivistik dalam pembelajaran ;
a.
Membebaskan
siswa dari belenggu kurikulum yang berisi fakta-fakta lepas yang sudah ditetapkan,
dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan ide-idenya secara
bebas.
b.
Menempatkan
siswa sebagai kekuatan timbulnya interes, untuk membuat hubungan ide-ide atau
gagasan-gagasan, kemudian memformulasikan kembali ide-ide tersebut, serta
membuat kesimpulan-kesimpulan.
c.
Guru
bersama-sama siswa mengkaji pesan-pesan penting bahwa dunia adalah kompleks,
dimana terjadi bermacam-macam pandangan tentang kebenaran yang datangnya dari
berbagai interpretasi.
d.
Guru mengakui
bahwa proses belajar serta penilaiannya merupakan suatu usaha yang kompleks,
sukar dipahami, tidak teratur dan tidak mudah dikelola.
Dengan teori
konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan masalah, mencari
ide dan membuat keputusan. Siswa akan lebih paham karena mereka terlibat
langsung dalam membina pengetahuan baru, mereka akan lebih paham dan mampu
mengapliklasikannya dalam semua situasi. Selian itu siswa terlibat secara
langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
1. Kelebihan
a.
Berfikir
:Dalam proses membina pengetahuan baru, murid berfikir untuk menyelesaikan
masalah, mencari ide dan membuat keputusan.
b.
Faham
: Oleh karena murid terlibat secara langsung dalam membina pengetahuan baru,
mereka akan lebih faham dan mengapliksikannya dalam semua situasi.
c.
Ingat
:Oleh karena murid terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat
lebih lama semua konsep.
d.
Kemahiran
sosial: Kemahiran sosial diperolehi apabila berinteraksi dengan rekan dan guru
dalam membina pengetahuan baru.
2. Kekurangan
a.
Dalam
bahasan kekurangan atau kelemahan ini mungkin bisa kita lihat dalam proses
belajarnya dimana peran guru sebagai pendidik itu sepertinya kurang begitu
mendukung.
b.
lebih
luas cakupan makna dan sulit dipahami. (Teori Pembelajaran, 2009)
4. Teori Humanistik
Menurut teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk
memanusiakan manusia. Proses balajar dianggap berhasil jika seorang pelajar
telah memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya
harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan
sebaik- baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari
sudut pandang pelakunya bukan dari sudut pandang pengamatnya. Peran guru dalam
teori ini adalah sebagai fasilitator bagi para siswa sedangkan guru memberikan
motivasi,kesadaran mengenai makna kehidupan siswa. Guru memfasilitasi
pengalaman belajar kepada siswa dan mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan
pembelajaran. Siswa berperan sebagai pelaku utama yang memaknai proses
pengalaman belajarnya sendiri.
Teori humanistik bersifat
sangat elektik yaitu memanfaatkan atau merangkum berbagai teori belajar dengan
tujuan untuk memanusiakan manusia dan menacapai tujuan yang diinginkan karena
tidak dapat disangkal bahwa setiap teori mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Banyak ahli pendukung teori
ini diantaranya Kolb, Honey dan Mumford, Habernas serta Bloom dan Krathwohl.
Dari banyak ahli yang sangat kita kenal adalah Blooom dan Krathwohl, yang
menekankan perhatiannya pada apa yang mesti dikuasai oleh individu (sebagai
tujuan belajar), setelah melalui peristiwa-peristiwa belajar. Tujuan belajarnya
dikemukakan dengan sebutan taksonomi Bloom, yaitu:
a. Domain kognitif terdiri 6 tingkatan, yaitu:
1. Pengetahuan
2. Pemahaman
3. Aplikasi
4. Analisis
5. Sintesis
6. Evaluasi
b.
Domain
psikomotor erdiri dari 5 tingkatan, yaitu :
1. Peniruan
2. Penggunaan
3. Ketepatan
4. Perangkaian
5. Naturalisasi
c.
Domain afektif
terdiri dari 5 tingkatan, yaitu :
1. Pengenalan
2. Merespon
3. Penghargaan
4. Pengorganisasian
5. Pengalaman
Teori humanistik akan sangat membantu para pendidik dalam memahami arah
belajar pada dimensi yang lebih luas, sehingga upaya pembelajaran apapun dan
pada konteks manapun akan selalu diarahkan dan dilakukan untuk mencapai
tujuannya. Meskipun teori humanistik sering dikritik karena sulit diterapkan
dalam konteks yang lebih praktis dan dianggap lebih dekat dengan bidang
filsafat, teori kepribadaian dan psikoterapi dari pada bidang pendidikan,
sehingga sulit diterjemahkan ke dalam langkah-langkah yang lebih konkret dan
praktis. Namun sumbangan teori ini mamat besar. Ide-ide, konsep-konsep.
Taksonomi-taksonomi tujuan yang telah dirumuskannya dapat embantu para pendidik
untuk memahami hakikat kejiwaan manusia.
Dalam praktiknya teori ini cenderung mengarahkan siswa utnuk berfikir
induktif, mementingkan pengalaman, serta membutuhkan keterlibatan siswa secara
aktif dalam proses belajar.
Keberhasilan implementasi dari teori ini
dalam belajar harus dilakukan dengan cara menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan, menggairahkan, emberi kebebasan siswa dalam memahami dan
menganalisis materi atau informasi yang diterimanya. Guru harus bisa
menciptakan pembelajaran secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang
dan memotivasi siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
1.
Kelebihan
a. Teori ini cocok untuk diterapkan
dalam materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani,
perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial.
b. Indikator dari keberhasilan aplikasi
ini adalah siswa merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar dan
terjadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri.
c. Siswa diharapkan menjadi manusia
yang bebas, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya
sendiri secara bertanggung jawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau
melanggar aturan, norma, disiplin atau etika yang berlaku.
2.
Kekurangan
1. Siswa yang tidak mau memahami
potensi dirinya akan ketinggalan dalam proses belajar.
2. Siswa yang tidak aktif dan malas belajar
akan merugikan diri sendiri dalam proses belajar. (Teori
Pembelajaran, 2009)
B. MANFAAT
TEORI PEMBELAJAARAN
Pemilihan
teori yang digunakan dalam pembelajaran perlu dilakukan secara cermat dan
tepat. Penentuan teori dalam pembelajaran sangat penting karena dapat
mewujudkan keberhasilan lebih nyata. Dengan memilih dan menggunakan teori,
seorang guru dapat lebih berkomuniakasi secara universal bersama guru lainnya
dari sekolah manapun, karena penyusunan teori telah diuji kebenarannya dalam
waktu yang lama dan diberbagai tempat dibelahan dunia.
Penerapan
suatu teoari taidak dapat dipaksakan bila keadaan sangat tidak memungkinkan.
Alas an praktis juga perlu digunakan untuk menentukan dan menerapkan teori
dalam pembelajaran sehingga tujuan pendidikan dapat dicapai secara lebih
efisien. (Yulaelawati, 2007)
Adapun manfaat dari beberapa teori belajar adalah :
a. Membantu guru untuk memahami bagaimana siswa belajar.
b. Membimbing guru untuk merancang dan merencanakan proses pembelajaran.
c. Memandu guru untuk mengelola kelas.
d. Membantu guru untuk mengevaluasi proses, perilaku guru sendiri serta hasil
belajar siswa yang telah dicapai.
e. Membantu proses belajar lebih efektif, efisien dan produktif.
f. Membantu guru dalam memberikan dukungan dan bantuan kepada siswa sehingga
dapat mencapai hasil prestasi yang maksimal.
III.
KESIMPULAN DAN PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Pembelajaran menurut aliran behavioristik
adalah upaya membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan
lingkungan. Prinsip pembelajarannya ada penguatan untuk meningkatkan motivasi
belajar berupa pujian, aktivitas (mainan) dan simbolik (uang, nilai), hukuman,
dan perilaku belajar yang segera diikuti konsekuensi.
2. Pembelajaran
menurut aliran kognitif , Jean Piaget memiliki 3 prinsip pembelajaran
yaitu belajar aktif, belajar lewat interkasi sosial dan pengalaman sendiri.
Menurut Brunner antara lain pengalaman optimal untuk mau dan dapat belajar,
perstrukturan pengetahuan, urutan penyajian materi dan pemberian penguatan.
Sedangkan, David Ausubel yaitu kerangka cantolan, belajar progesif, belajar
superodinat dan penyesuaian integratif.
3. Pembelajaran menurut aliran humanistik
bertujuan untuk memanusiakan manusia agar mampu mengaktualisasi diri
sebaik-baiknya. Prinsip pembelajarannya meliputi menciptakan iklim belajar,
memenuhi kebutuhan peserta didik, membantu mengemukakan emosi dan membantu
belajar peserta didik.
4. Pembelajaran menurut aliran kontemporer
berdasarkan teori kontruktivisme yang berperan dalam model pembelajaran
kuantum. Model ini adalah upaya untuk mengorkestrasikan berbagai interaksi
dalam proses pembelajaran menjadi cahaya prestasi, dengan menyingkirkan
hambatan belajar dan menfasilitasinya sehingga peserta didik dapat belajar
dengan mudah.
B.
Penutup
Demikian
makalah yang sederhana ini semoga dapat menjadi tambahan wawasan bagi
pengembangan keilmuan di dunia pendidikan, sehingga sedikit banyak dapat
mendorong keberhasilan dalam proses belajar dan mengajar.
Kekurangan-sempurnaan
makalah ini kami akui dan sumbang saran yang konstruktif selalu menjadi harapan.
Semoga bermanfaat.
DAFTAR
PUSTAKA
Anni, C. T. (2004). Psikologi Belajar.
Semarang: Unnes Press.
Cahyo, A. N. (2013). Panduan
Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar teraktual dan Terpopuler.
Yogyakarta: Diva Press.
Teori Pembelajaran. (2009, April 13). Retrieved from
http://www.joegolan.wordpres.com
Winataputra, U. S. (2008).
Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Yulaelawati, E.
(2007). Kurikulum dan Pembelajaran Filosofi Teori dan Aplikasi.
Jakarta: Pakar Raya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar